Laporan Fisika Hukum Archimedes
Tujuan:
·
Menentukan massa jenis minyak goreng sebelum
digoreng
dan sesudah digoreng 2x dengan metode pengamatan massa jenis fluida
(m/v).
·
Menentukkan massa jenis minyak goreng sebelum
digoreng,
dan sesudah digoreng
2x dgn Metode Hukum Archimedes.
·
Menentukkan gaya keatas minyak goreng, menentukkan massa jenis minyak goreng sebelum
digoreng,
dan sesudah digoreng 2x.
Dasar Teori :
Hukum
archimedes
Seorang ilmuwan Yunani yang bernama Archimedes (287 – 212
SM) menemukan bahwa
benda-benda yang tercelup dalam air seolah-olah
kehilangan beratnya. Hal ini karena air
memberikan gaya ke atas yang menopang benda secara
keseluruhan. Akan tetapi kejadian tersebut tidak hanya terjadi pada zat cair
saja, melainkan pada seluruh fluida. Berkaitan dengan gaya ke atas yang dialami
benda dalam fluida ini, Archimedes mengemukakan sebuah prinsip yang dikenal
dengan hukum Archimedes, yaitu
“apabila suatu benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, maka
benda tersebut mendapatkan gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida
yang dipindahkan atau di desak oleh benda tersebut. Perhatikan Gambar berikut:
Volume fluida yang dipindahkan oleh benda.
Pada saat balok kayu tersebut tergantung di udara (Gambar
(a)) terlihat bahwa balok kayu tersebut memiliki berat tertentu yang terukur
pada sebuah neraca. Ketika balok kayu tersebut dicelupkan pada suatu zat cair
(Gambar (b)) terlihat bahwa berat balok kayu yang terukur menjadi berkurang.
Hal ini disebabkan zat cair memberikan gaya ke atas yang sebagian mengimbangi
gaya berat benda. Hal inilah yang dinamakan gaya apung (buoyancy) atau
lebih dikenal dengan nama gaya Archimedes.
Untuk kasus benda yang tercelup dalam zat cair, maka berat benda yang hilang sama dengan
gaya ke atas yang dialami oleh benda dan nilainya sama
dengan selisih berat benda di udara dengan
berat benda dalam zat cair. Secara matematis besarnya
gaya ke atas (gaya apung) yang dialami
benda ketika tercelup dalam zat cair dapat dinyatakan
sebagai berikut.
FA = ρgV
dimana:
FA = gaya ke atas (N)
ρ = massa jenis zat
cair (kg/m3)
g = percepatan
gravitasi (m/s2)
V = volume benda
yang tercelup dalam zat cair (m3)
sehingga untuk kasus pada Gambar 9.13(b), besarnya gaya
angkat (T2) yang diperlukan untuk
mengangkat benda yang tercelup dalam air dapat dituliskan
sebagai berikut.
Mg = T2 + B
karena:
Mg merupakan gaya
berat benda = W
B merupakan gaya ke atas (gaya apung) = FA ; dan
T2 merupakan gaya
angkat.
maka persamaan tersebut dapat ditulis ulang menjadi:
W = Gaya agkat + FA
Massa Jenis
Pernahkah Anda memperhatikan mengapa ketika kita
mencampurkan minyak dan air,
minyak selalu berada di atas permukaan air? Mengapa
ketika kita melemparkan batu ke sebuah kolam, seketika batu itu tenggelam,
sedangkan ketika kita melemparkan gabus, gabus itu akan
mengapung? Semua ini terkait dengan massa jenis yang
dimiliki oleh setiap benda. Semakin besar massa jenis sebuah benda, semakin
besar peluang benda itu untuk mudah tenggelam. Mengapa Minyak selalu berada di
atas permukaan air karena minyak memiliki massa jenis yang lebih kecil daripada
air. Batu memiliki massa jenis lebih besar dibandingkan dengan gabus sehingga
ketika keduanya dilemparkan ke sebuah kolam, maka batu akan segera tenggelam
sedangkan gabus akan terapung. Manakah yang memiliki massa jenis lebih besar: air
atau es? Ketika ketika memasukkan sejumlah es batu kedalam sewadah air, maka es
tersebut akan terapung dan tidak akan pernah tenggelam. Hal ini dikarenakan air
memiliki massa jenis lebih besar dibandingkan dengan es. Massa jenis suatu zat
didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat itu terhadap volumenya.
Massa jenis zat sering juga disebut kerapatan; merupakan salah satu
sifat penting dari zat itu. Secara matematis, massa jenis zat dituliskan
sebagai berikut.
ρ = M/V
dimana: ρ = massa
jenis zat (kg/
)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (
)
Gaya Dorong atau Prinsip Archimedes
Sebagai gaya
dorong (Fd) dimaksudkan berat yang "hilang", yang dialami
sebuah benda bila benda tersebut diletakkan di atas air. Besar suatu gaya
dorong adalah sama besarnya dengan jumlah suatu cairan yang ditekan oleh benda
tersebut. Atau dengan kata lain, gaya dorong tergantung dari massa jenis cairan
tersebut dan volumenya, sedangkan gaya tekan ke bawah oleh benda di air juga
tergantung massa jenis benda tersebut serta volumenya. Dimana arah gaya dorong
ke atas sedangkan berat benda(G) yang menekan cairan ke bawah sesuai arah gravitasi.
Percepatan (a) yang dilakukan cairan yang ditekan sama besarnya dengan
percepatan gravitasi (g], sehingga yang memainkan peranan apakah suatu benda
mengapung, melayang, atau tenggelam adalah massa jenis benda dan zat cair serta
volume benda dan zat cair. Sesuai hukum Archimedes maka dapat kita katakan ada
3 hal yang dapat terjadi:
a. Mengapung bila G< Fd,
massa jenis benda tersebut < massa jenis cairan
b. Melayang bila G=Fd, massa
jenis benda tersebut = massa jenis cairan
c. Tenggelam bila G>Fd, massa
jenis benda tersebut > massa jenis cairan
V.g = 0,003.100.1 = 0,3N G = Fd / 3 = 0,1N
Fluida ( zat alir ) adalah zat yang
dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan
dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis. Tekanan hidrostatis ( Ph) adalah tekanan yang
dilakukan zat cair pada bidang dasar tempatnya
Viskositas suatu fluida merupakan ukuran resistansi bahan terhadap aliran. Viskositas tergantung pada suhu dan berkurang
dengan naiknya suhu. Viskositas diukur dengan Stokes / Centistokes. Kadang-kadang
viskositas juga diukur dalam Engler, Saybolt atau Redwood. Tiap jenis
minyak bakar memiliki hubungan suhu –
viskositas ter sendiri.
Pengukuran viskositas dilakukan dengan suatu alat yang disebut Viskometer.
Viskositas merupakan sifat yang sangat penting
dalam penyimpanan dan penggunaan bahan bakar minyak. Viskositas
mempengaruhi derajat pemanasan awal yang diperlukan untuk handling,
penyimpanan dan atomisasi yang memuaskan. Jika minyak terlalu kental,maka akan
menyulitkan dalam pemompaan, sulit untuk menyalakan burner, dan sulit dialirkan. Atomisasi yang
jelek akam mengakibatkan terjadinya pembentukan endapan karbon pada ujung burner atau pada dinding-dinding. Oleh karena
itu pemanasan awal penting untuk
atomisasi yang tepat.
Ikatan Van der
Waals adalah istilah umum untuk gaya yang terjadi di antara molekul baik pada zat padat,
zat cair, ataupun gas.
Pada zat padat dan zat cair gaya ini menentukan besarnya volume Dari tipe
efeknya dapat dibedakan menjadi= Kohesi, jika gaya tarik terjadi di antara molekul suatu benda
yang sejenis. Akibat dari Kohesi adalah yang dinamakan tegangan permukaaan. Adhesi adalah gaya
tarik menarik yang timbul di antara molekul2 yang berbeda. Daya serap adalah gaya adhesi
yang timbul antara molekul zat padat dengan zat cair atau zat padat dan gas.
Minyak Goreng
Minyak goreng merupakan zat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak, khususnya minyak nabati,
mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linolenat, lenolenat dan
arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan
kolesterol. Minyak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi
vitamin-vitamin A, D, E dan K (Ketaren, 1986). Minyak goreng adalah salah satu
kebutuhan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Minyak goreng yang kita konsumsi sehari-hari
sangat erat kaitannya dengan kesehatan tubuh kita. Minimnya pengetahuan
masyarakat tentang penggunaan minyak goreng yang baik menyebabkan masyarakat
menggunakannya secara tidak tepat. Seringkali kita temukan penggunaan minyak
goreng yang terlalu lama sehingga menyebabkan terjadinya perubahan warna, bau
dan sifat-sifat fisika maupun kimia lainnya dari minyak goreng itu sendiri.
Perubahan sifat fisika dan kimia dari minyak goreng akibat lamanya penggunaan
ini tentu saja berpengaruh terhadap nilai gizi yang terkandung di dalam minyak
goreng itu sendiri, dan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
sistem kesehatan tubuh kita yang mengkonsumsi minyak goreng tersebut. Untuk
itu ingin dilakukan penelitian tentang kualitas minyak
goreng berdasarkan lama pemanasan atau lama penggunaannya. Uji kualitas minyak
goreng sebelumnya telah dilakukan oleh Sutiah, 2008, dengan
parameter viskositas dan indeks bias. Dari penelitian
tersebut secara kualitatif ditunjukkan bahwa
minyak goreng yang paling baik yaitu minyak goreng dengan
nilai viskositas dan dan indeks bias
yang besar. Minyak goreng yang belum dipakai mempunyai
nilai viskositas dan indeks bias yang
paling besar, namun hasil pengukuran masih belum akurat.
Untuk itu diperlukan adanya
parameter lain yang dapat digunakan sebagai parameter uji
kualitas minyak goreng.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Istianah, minyak goreng yang
merupakan senyawa optis aktif, akan terjadi perubahan
sudut polarisasi b jika dikenakan medan
radio frekuensi (RF). Semakin besar medan RF yang
diberikan, maka b yang terjadi juga
semakin besar. Hal ini karena molekul minyak goreng
berbentuk cis strukturnya cenderung
melingkar dan renggang karena gaya Van der Waals yang
lemah sehingga mudah dipengaruhi
oleh medan. Kenaikan b yang terjadi berbentuk persamaan
kuadratis (Istianah,2008).
Jenis minyak
yang juga sebaiknya dihindari adalah jelantah atau minyak yang telah dipakai
berulang kali. Minyak ini bersifat lebih kental, mempunyai asam lemak bebas
yang tinggi, serta berwarna coklat kehitaman. Beberapa penelitian pada hewan
percobaan menunjukkan pemakaian minyak secara berulang dapat menyebabkan gejala
karsinogenik dan berbagai penyakit. Selain itu, ada tiga jenis asam lemak
berdasarkan panjang- pendeknya rantai asam lemak, yaitu yang rantainya panjang
(long chain trigliseride/LCT), rantai sedang (medium chain trigliseride/MCT),
dan rantai pendek (short chain trigliseride/SCT).
Minyak
dengan rantai karbon pendek dan sedang dapat langsung diserap oleh tubuh tanpa
melalui proses cerna yang berbelit-belit. Langsung dibawa ke hati untuk diubah
menjadi energi untuk meningkatkan fungsi kelenjar endokrin, organ, serta
jaringan-jaringan tubuh. Minyak sayur pada umumnya tergolong asam lemak rantai
panjang (long chain fatty acids = LCFA), yang terdiri atas 18 atom karbon atau
lebih. Ukuran molekulnya besar-besar, sehingga perlu diproses dulu menjadi asam
lemak berukuran kecil dan berbentuk asam lemak bebas agar dapat diserap melalui
dinding usus. Setelah lolos dari dinding usus, asam lemak bebas ini disusun
kembali menjadi lipoprotein kemudian dibawa ke hati. Di sana diubah menjadi
energi, kolesterol, dan sisanya ditimbun menjadi jaringan lemak. Nah,
kolesterol dan lemak inilah yang menjadi penyebab berbagai penyakit kronis,
degeneratif, maupun kanker.
Menurut penelitian, yang
paling banyak kandungan LCFA-nya adalah minyak safflower (78%), disusul minyak
bunga matahari (69%), dan minyak canola (31%). Kandungan LCFA minyak zaitun
berkisar 9%, sedang yang paling rendah adalah minyak kelapa (2%). Minyak yang baik bagi kesehatan adalah yang
mengandung MUFA dan MCT. Minyak zaitun akan lebih baik dan dapat melindungi
jantung (karena menurunkan total kolesterol, trigliserida dan kolesterol
"jahat" atau LDL) jika digunakan sebagai minyak sayur, bukan
digoreng. Sedang minyak goreng nabati yang tergolong PUFA dan LCT akan lebih
baik jika dipakai untuk menumis, bukan menggoreng dengan suhu tinggi. Kalau
tetap ingin menggoreng dengan suhu tinggi, yang terbaik adalah menggunakan
minyak kelapa atau minyak kernel kelapa sawit.
Peralatan :
Ø Neraca
pegas.
Ø Neraca
o-haus.
Ø Pelat tembaga(m
).
Ø Gelas
ukur.
Ø Minyak
goreng (Bimoli, Lovenia,
Lovina ).
Ø Statif .
Prosedur Eksperimen :
v Menentukkan massa jenis fluida sesungguhnya :
ü Menimbang massa dari gelas ukur di neraca ohaus, setelah menambah
dengan massa minyak, lalu setelah menimbang maka massa minyak sesungguhnya sama
dengan massa gelas ukur dikurang dengan minyak
ü Minyak yang memakai skala volume yang sama yaitu 200ml
ü Maka massa jenis sebenarnya didapat dari massa minyak per
volumenya
ü Perlakuan yang sama untuk ke-3 minyak dan
melakukan hal yang sama untuk minyak yang belum di goreng dan sesudah di goreng.
v Menetukkan massa jenis fluida :
ü Menimbang massa dari gelas ukur + minyak lalu mencelupkan pelat tembaga
dengan massa
,lalu menghitung berapa massa
keseluruhannya, maka massa minyaknya
sama dengan massa keseluruhan dikurang massa minyak + massa gelas.
ü Melihat
perubahan volume minyak, dimana setelah menaruh pelat tembaga, volume nya mengalami
kenaikan, maka untuk mendapatkan perubahan volumenya volume kenaikan dikurang
volume minyak awal.
ü Untuk
mendapatkan massa jenis minyak
di gunakan persamaan
ρ (kg/m3) = M/V
ü Perlakuan yang sama untuk ke-3 minyak dengan melakukan
hal yang sama untuk minyak yang belum dan yang sudah di goreng.
v
Menentukkan Gaya
Keatas :
ü Menghitung massa benda diudara menggunakan neraca pegas, menggantung
pelat tembaga dan menghitung berat pelat tembaga diudara.
ü Masukkan pelat tembaga kedalam minyak lalu menghitung berat pelat tembaga
dalam minyak dimana pelat
tembaga dalam keadaan melayang.
ü Mendapatkan gaya keatas dari berat pelat tembaga
diudara dikurang berat pelat
tembaga dalam minyak.
ü Perlakuan yang sama untuk ke-3 minyak dan
melakukan hal yang sama untuk minyak yang belum dan sudah digoreng .
ü Membuat
grafik histogram gaya keatas.
Data Percobaan :
JENIS
MINYAK
|
Massa
Jenis Fluida sesungguhnya (gr/cm
)
|
|
|
Sebelum di goreng
|
Di goreng 1kali
|
Di goreng 2 kali
|
|
A
|
0,7925
|
0,476
|
0,474
|
B
|
0,7975
|
0,437
|
0,414
|
C
|
0,8085
|
0,430
|
0,423
|
JENIS
MINYAK
|
Massa
Jenis Fluida saat dimasukan
pelat tembaga
|
|
|
Sebelum digoreng
|
Digoreng 1kali
|
Di goreng 2 kali
|
|
A
|
1,30
|
0,94
|
0,93
|
B
|
1,31
|
0,95
|
0,93
|
C
|
1,32
|
0,95
|
0,93
|
JENIS
MINYAK
|
Gaya
Keatas (N)
|
|
|
Sebelum digoreng
|
Digoreng 1kali
|
Di goreng 2 kali
|
|
A
|
2,60
|
1,8
|
1,7
|
B
|
2,63
|
1,9
|
1,8
|
C
|
2,64
|
1,9
|
1,8
|
|
|
Keterangan
A : Minyak
Bimoli
B : Minyak Lovina
C : Minyak Lovenia
Evaluasi Data Percobaan
Pada percobaan ini, evaluasi data percobaan
terdiri dari
-
Rumus Jadi
Rumus
– rumus yang digunakan pada percobaan ini adalah :
v
ρ = M/V
dimana: ρ = massa jenis zat (kg/
)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (
)
v Gaya
keatas = berat fluida yang dipindahkan
Fb = W
Fb = mf.
g
Fb= ρfVbFg
Keterangan:
Fb
= berat fluida yang di pindahkan (kg)
W = berat
benda(kg)
Mf =
massa fluida(Kg/
)
Ρf = massa jenis fluida(kg/
)
Vb =
volum benda(
)
Fg
= gaya gravitasi(m/s2)
Hubungan
massa jenis benda dan massa jenis fluida dinyatakan sbagai ;
Pembahasan
Dari eksperimen yang di lakukan dan berdasarkan data
pengamatan , dapat diketahui massa jenis fluida(minyak) sangat berpengaruh pada
kualitas minyak.
·
Minyak
bimoli
Dari data pengamatan , nilai massa jenis minyak bimoli
yang diperoleh adalah
1,30 gr/
sebelum di goreng, 0,94 gr/
saat
digoreng pertama dan 0,93 gr/
saat digoreng kedua.
Perubahan nilai massa jenis ini disebabkan karena adanya penguapan sehingga
volumenya berkurang. Selain itu ada pemuaian pada minyak yang digoreng
menyebabkan kerapatannya berkurang. Namun jika dibandingkan dengan minyak
lovina dan lovenia perubahan massa jenis minyak bimoli masih relatif konstan sehingga minyak bimoli memiliki kuualitas yang
lebih baik.
·
Minyak
lovina dan lovenia
Pada minyak lovina dan lovenia perubahan massa jenisnya lebih besar jika dibandingkan dengan minyak bimoli
sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas minyak lovina dan lovenia lebih rendah
jika dibandingkan dengan minyak bimoli.
Selain
itu dari grafik gaya keatas
didapat bahwa baik minyak A (Bimoli) ,
minyak B(lovina) dan Minyak C (lovenia) mengalami penurunan tiap perlakuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemakaian minyak lebih
banyak maka gaya keatasnya semakin besar untuk minyak B(lovina), lain halnya dengan minyak C (lovenia) mengalami penurunan, dimana
pemakai 3 mngalami penurunan nilai gaya keatasnya bisa jadi karena ada
kontaminasi minyak lain karena kami menggunakan gelas ukur yang sama untuk tiap
minyaknya selain itu karena
adanya pemanasan sehingga terjadi pengurangan kerapatan partikel-partikel
minyak . hal inipun turut menyebabkan penurunan gaya tekan keatas pada pelat
logam.
Hal- hal yang
mempengaruhi penurunan massa jenis Minyak
v viskositas
atau kekentalan
Viskositas atau kekentalan Minyak ikut mempengaruhi massa jenis minyak. Semakin
besar viskositas yang dimiliki oleh sebuah fluida dalam hal ini minyak, maka
semakin besar massa jenisnya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil viskositas
minyak maka semakin kecil massa jenisnya. Nilai kerapatan yang paling besar yaitu
pada minyak goreng yang belum pernah dipakai. Minyak goreng yang sudah dipakai
dua kali mempunyai nilai kerapatan yang
paling kecil karena minyak goreng tersebut telah
mengalami pemanasan sehingga ikatan antar molekulnya berkurang dan menyebabkan
kerapatan minyak berkurang.
v
Alat
Hal
ini karena alat ukur yang diguakan sama
seperti gelas ukur, maka akan terjadinnya kontaminasi antara minyak yang
1 dengan minyak yang lain sehingga mempengaruhi juga nilai viskositasnya,
selain itu juga menggunakan balok yang sama sehingga kemungkinan ada kontaminasi
bisa terjadi juga lewat baloknya. Selain
itu pada minyak bimoli digunakan volume yang tidak sama untuk tiap perlakuan
sehingga mempengaruhi nilai gaya keatasnya.
v Human
Error
Kesalahan
yang dibuat sendiri oleh pratikan akibat kurang teliti dalam menghitung maupun
menimbang sehingga terjadi beberapa perubahan yang kurang baik. Ke-3
minyak goreng ini baik digunakan, namun yang baik digunakan menurut saya yaitu
minyak A(bimoli)
karena dilihat dari fisiknya saja minyak ini sangat jernih dan
dari grafik
massa jenisnya untuk semua perlakuan minyak goreng ini mengalami
perubahan yang cukup konstan
sehingga jika digunakan.
Adapun beberapa tips memperoleh minyak yang
baik, yaitu :
§ Hindari warna minyak goreng yang
kuning kemerahan.
§ Warna kuning kemerahan pada sawit
menunjukkan kandungan Beta- karotine (pro-vitamin A) yang tinggi.
§ Beta-karotine memang bagus untuk
tubuh, tapi itu hanya bisa efektif apabila dimakan/diminum secara langsung.
§ Dalam menggoreng, suhu ideal untuk mulai
memasak adalah 175 derajat celcius. Apabila Beta-karotine dipanaskan diatas 100
derajat celcius, maka kandungan vitaminnya akan musnah dan mudah teroksidasi
menjadi senyawa karsinogenik (senyawa dasar pemicu kanker).
§ Oleh karena itu disarankan memilih
minyak goreng yang bening, karena semakin bening akan semakin tahan terhadap
oksidasi sehingga masakan yang dihasilkan akan semakin sehat.
Grafik
Histogram
Histogram massa jenis Minyak mula-mula
Pada
sumbu X : menunnjukkan jenis Minyak
goreng
Pada
Sumbu Y : menunjukkan massa jenis Minyak
goreng (ρ) sebelum dicelupkan pelat tembaga.
Histogram Massa Jenis Minyak Saat Pelat Tembaga di Celup
Pada
sumbu X : menunnjukkan jenis Minyak
gorengPada
Sumbu
Y : menunjukkan massa jenis Minyak
goreng(ρ) sesudah dicelupkan pelat tembaga.
Histogram Gaya Tekan Ke atas
Pada
sumbu X : menunnjukkan jenis Minyak goring
Pada
Sumbu Y : menunjukkan Gaya Keatas (N)
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang di peroleh pada percobaan ini
adalah:
Ø Massa jenis minyak goreng sebelum dan sesudah di goreng
berdasarkan pengamatan massa jenis fluida yang relatif konstan adalah massa jenis minyak bimoli yaitu(0,93 dan
0,94)
Ø Sesuai hukum
Archimedes Massa jenis minyak goreng sebelum dan sesudah di goreng yang konstan adalah minyak bimoli .
Ø Berdasarkan Grafik gaya tekan keatas diperoleh bahwa minyak
bimoli,lovina dan lovenia mengalami penurunan namun dengan mempertimbangkan
nilai massa jenis maka minyak bimoli yang paling baik untuk digunakan.
Daftar Pusataka
Fishbane, Paul M, et.al. (2005). Physics for
Scientists and Engineers with Modern Physics.
New Jersey: Pearson Educational Inc.
Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics ,
terjemahan: Patur Silaban dan Erwin Sucipto.
Jakarta: Erlangga.
Hewitt, P.G. (2006). Conceptual Physics 10th ed. St.
Petersburg: Pearson Educational Edition
Microsoft Encarta Premium 2009
Muslim, dkk. (2006). Konsep Dasar Fisika. Bandung.
UPI Press
Serway, R.A & John W. Jewett. (2004). Physics for
Scientists and Engineers. Thomson
Brooks/Cole.
www.
/archimedes/Cairan.htm.com
di apload tanggal 27-11-2012.
www.index.php2.htm.com di apload tanggal 27-11-2012.
Lampiran
foto praktikum
Tidak ada komentar