Header Ads

sistem Alarm kebakaran


Sistem  Alarm Kebakaran Menggunakan Sensor Infra Red
Dan Sensor Suhu Berbasis Arduino Uno
Marselinus M. Kali1

                1Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,Telp. (0380)8037977
E-mail: marselinuskali@gmail.com
2015

ABSTRAK
                Telah  dirancang  sebuah  sistem  alarm  kebakaran  menggunakan  Sensor  Infra  Red,  sensor  suhu LM35DZ. Pada  penelitian ini  Arduino uno  yang telah  dilengkapi  dengan mikrokontrol ATMega 328 berfungsi sebagai pusat pengolah data yang diperoleh dari sensor suhu LM35DZ  dan  Infra  Red  sensor, yang akan mendeteksi keberadaan api atau tidak  dan  akan  menampilkan hasil pada LCD 16x2, LED dan Buzzer.  Sistem  alarm  kebakaran  dikontrol menggunakan  program  aplikasi bahasa pemograman Arduino yang terdapat  software  arduino-1.0.5-r2.  Hasil pengujian  menunjukan bahwa  sistem ini bekerja  dengan baik  sesuai dengan  perancangan  sistem  yaitu  sistem  responsif  terhadap perubahan  suhu  dan keberadaan api.  Jika  didalam  sistem  terdapat  api maka buzzer akan berbunyi dan LCD akan  menampilkan informasi “Ada api”, Ketika suhu api berada dibawah atau sama dengan (T<=290 C) maka LED hijau menyala dan LCD akan menampilkan  informasi  suhu “Aman”,  jika  suhu  api berada pada rentang 290 < T <= 370C maka LED kuning akan  menyala  dan  LCD  akan  menampilkan  suhu “Normal”,  jika  suhu  api dalam sistem  T>= 370C maka LED merah akan menyala dan buzzer akan ON dan LCD akan menampilkan Informasi “Waspada Kebakaran”.  Jika  tidak  terdapat api pada sistem  maka LCD akan menampilkan informasi bahwa”Tidak Ada Api”. Jika suhu T >= 370C  maka LCD akan menampilkan informasi “ Suhu Tinggi” dan “Api Waspada”.

Kata Kunci :  Alarm Kebakaran,  Arduino Uno, Sensor Suhu LM35DZ,  Infra Red Sensor.
LATAR  BELAKANG


        Peristiwa kebakaran dapat terjadi dimana saja baik di tempat  umum  maupun perumahan. Pada umumnya, kebakaran diketahui jika keadaan api sudah mulai membesar atau asap hitam telah mengepul keluar dari bangunan sehingga dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Setiap proses  kebakaran  selalu timbul akibat adanya  proses konversi energi dan perubahan material.
Mengingat rentannya peristiwa kebakaran maka sangat diperlukan Sistem keamanan pada  gedung  atau perumahan  yang  mampu mendeteksi peristiwa kebakaran  secara dini sehingga tidak menimbulkan kerugian material dan korban jiwa. (Ahmad, 2010)
Widodo (2003)  telah  melakukan  penelitian Pembuatan Alat Pendeteksi Kebakaran Dengan Detector Asap menggunakan transistor sebagai  saklar, tiristor  sebagai  memori (latch),  multivibrator  yang  akan  membangkitkan  pulsa dan pengeras suara yang menghasilkan bunyi sebagai keluarannya. Ahmad (2010) telah melakukan Penelitian pendeteksi  kebakaran menggunakan mikrokontrol ATMega 8535 Dengan  sensor  asap yang merupakan kombinasi dari LED Infra Red dan Fototransistor dan Sensor Suhu LM35DZ yang keluarannya akan ditampilkan pada output berupa LCD.
Apryandi (2013) telah melakukan  penelitian dengan judul Rancang Bangun Sistem Detektor Kebakaran Via Handphone Berbasis Mikrokontroler. Penelitian ini menggunakan sensor api dan asap dalam  mendeteksi  kebakaran. Apabila suatu ruangan  terdapat percikan  api dan asap, akan dideteksi oleh sensor Api Uvtron R2868 dan Asap MQ2. Sensor memberikan sinyal kepada mikrokontroler untuk mengaktifkan Buzzer dan handphone.  Handphone akan mengirim Sms Ada Kebakaran”
Dalam kaitannya dengan hal  tersebut,  maka penulis tertarik untuk membuat sebuah alat pendeteksi  kebakaran menggunakan Sensor Infra Red dan Sensor Suhu LM35DZ mengunakan Arduino Uno dan dapat menampilkan hasil pada output LCD, LED dan Buzzer sehingga pemantauan terhadap proses tersebut dapat dilakukan dengan lebih mudah.
 Maka dilakukan sebuah penelitian yang berjudul: Sistem Alarm Kebakaran Dengan Sensor Infra Red Dan Sensor Suhu LM35DZ  Berbasis Arduino Uno.


TUJUAN  DAN  MANFAAT  PENELITIAN
    Tujuan penelitian ini adalah: mendapatkan rancangan sistem alarm kebakaran dengan sensor Infra Red dan Sensor Suhu menggunakan Arduino Uno dan mengaplikasikan sistem alarm dengan keluaran berupa LCD, LED dan Buzzer.  Sedangkan manfaat yang ingin dicapai penulis  adalah: untuk meningkatkan keamanan rumah dari kebakaran, mengurangi kerugian baik material  maupun non material sebagai akibat dari peristiwa kebakaran dan sebagai media informasi  untuk  menambah dan memperkaya khazanah pengetahuan bagi civitas akademika berhubungan dengan sistem pendeteksian kebakaran.

KONSEP  DASAR
                   Api didefinisikan sebagai suatu peristiwa reaksi  kimia  eksotermik  yang  disertai panas (kalor), cahaya, asap dan gas dari bahan yang terbakar. Umumnya api terbentuk dengan bantuan oksigen (udara  mengandung  20,9%  Oksigen), benda - benda yang terbakar (combustible), dan sumber panas atau  nyala yang di hasilkan dari listrik, mesin dan lain-lain. Api memancarkan gelombang dengan rentang 400 nm – 1100 nm. Api dapat  terjadi karena adanya tiga unsur yaitu:
1)       Bahan
2)       Oksigen
3)       Energi
Ketiga unsur diatas apabila bertemu maka akan terjadi  api, oleh karena itu disebut segitiga api. Jika Salah satu unsur diambil, maka api akan padam dan inilah prinsip dari pemadaman api. Prinsip segitiga api ini digunakan sebagai dasar untuk mencegah terjadinya peristiwa kebakaran. Dari teori segitiga api makaditemukan unsur keempat yang menyebabkan timbulnya api. Unsur yang keempat ini adalah rantai reaksi. Pada teori ini dijelaskan bahwa saat energi diberikan pada bahan bakar seperti hidrokarbon, beberapa ikatan antara karbon dengan karbon yang lainnya akan terputus dan menghasilkan radikal bebas. Sumber energi tersebut juga, akan memutus rantai karbon dengan hidrogen sehingga menimbulkan radikal bebas yang lebih banyak. Rantai oksigen dengan oksigen akan terputus dan menghasilkan radikal oksida. Pada proses pemutusan rantai, terjadi pelepasan energi yang tersimpan di dalam rantai tersebut.
                                                         
Gambar 2.1 (a) Fire Triangle (b) Tetrahedron of Fire
 Sensor Infra Red
                                                     (a) Modul Flame Sensor  (b)Rangkaian Sensor Infra Red  
Sensor Infra Red pada modul Flame Sensor dapat membaca panjang gelombang dengan range panjang gelombangnya berkisar antara 760 nm-1100 nm. Infra merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan panjang gelombang sekitar 700 nm sampai 1 mm. Sedangkan cahaya ultraviolet memancarkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 300 nm – 400 nm.  Sensor ini bisa mendeteksi cahaya tampak, sinar infra merah dan sinar ultraviolet. Sensor ini memiliki karakteristik tegangan keluaran tinggi saat tidak ada api dan keluaran rendah saat ada api dengan panjang gelombang rendah. Sensor ini dapat mendeteksi gelombang infra merah yang di pancarkan oleh api, sehingga sensor tersebut dapat digunakan sebagai pendeteksi kebakaran. Lampu indikator LED mati atau logika Low (0) jika tidak mendeteksi api. sedangkan jika sensor mendeteksi api, lampu indikator LED menyala atau logika High (1).

Sensor Suhu
   Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah Sensor Suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam celcius, LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor seperti pada gambar:
    
Gambar 2.2  (a) Bentuk Fisik LM35, (b)Pin Output    
                       Sensor Suhu
LM35 memiliki kelebihan–kelebihan  sebagai berikut:
1. Di kalibrasi langsung dalam celsius
2. Memiliki faktor skala linear + 10.0 mV/°C
3. Memiliki ketetapan 0,5°C pada suhu 25°C
4. Jangkauan suhu antara -55°C sampai 150°C
5. Cocok untuk aplikasi jarak jauh
6. Harganya cukup murah
7. Bekerja pada tegangan catu daya 4 sampai 30Volt
8. Memiliki arus drain kurang dari 60 uAmp
9. Pemanasan sendiri yang lambat ( low self-heating)
10. 0,08˚C diudara diam
11. Ketidak linearannya hanya sekitar ±¼°C
12. Memiliki Impedansi keluaran yang kecil yaitu 0,1
       Watt untuk beban 1 mAmp.
ARDUINO UNO
 
                                                            Gambar 2.3 Arduino Uno Tampak Depan dan   
                                                                                Belakang.
Arduino Uno adalah  Arduino  board  yang menggunakan  mikrokontroler ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 pin digital (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16MHz osilator kristal, koneksi USB, konektor sumber tegangan, header ICSP dan tombol reset. Arduino Uno memuat segala hal yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah mikrokontroler. Hanya dengan menghubungkannya ke sebuah komputer melalui USB atau memberikan tegangan DC dari baterai atau adaptor AC ke DC sudah dapat membuat Arduino bekerja.
 Adapun data teknis board Arduino Uno R3 adalah sebagai berikut:
   Mikrokontroler : ATmega328
   Tegangan Operasi : 5V
   Tegangan Input (recommended) : 7 - 12 V
   Tegangan Input (limit) : 6 - 20 V
   Pin digital I/O : 14 (6 diantaranya pin PWM)
   Pin Analog input : 6
   Arus DC per pin I/O : 40 mA
   Arus DC untuk pin 3.3 V : 150 mA
   Flash Memory : 32 KB dengan 0.5 KB digunakan
       untuk bootloader
   SRAM : 2 KB
   EEPROM : 1 KB
   Kecepatan Pewaktuan : 16 Mhz

Bahasa Pemrograman Arduino
bahasa pemrograman utama yang digunakan untuk membuat program pada Arduino board. Bahasa pemrograman Arduino menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya. Software  Arduino yang akan digunakan yaitu driver dan IDE. IDE Arduino adalah software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan Java. IDE Arduino terdiri dari:
a.                   Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa Processing.
b.              Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah microcontroller tidak akan bisa memahami bahasa Processing. Yang bisa dipahami oleh microcontroller adalah kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.
c.        Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory di dalam papan Arduino. (Djuandy, 2011).  Pada gambar berikut ini diperlihatkan contoh diagram blok sederhana dari mikrokontroller ATmega328 (dipakai pada Arduino Uno).
       
Gambar 2.4  Blog Diagram Sederhana   
                             Mikrokontroller ATmega328
 Blok-blok di atas dijelaskan sebagai berikut:
1.       Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) adalah antar muka yang digunakan untuk komunikasi serial seperti pada RS-232, RS-422 dan RS-485.
2.       2KB RAM pada memory kerja bersifat volatile (hilang saat daya dimatikan), digunakan oleh variable-variabel di dalam program.
3.       32KB RAM flash memory bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan program yang dimuat dari komputer. Selain program, flash memory juga menyimpan bootloader. Bootloader adalah program inisiasi yang ukurannya kecil, dijalankan oleh CPU saat daya dihidupkan. Setelah bootloader selesai dijalankan, berikutnya program di dalam RAM akan dieksekusi.
4.       1KB EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk  menyimpan data  yang  tidak boleh  hilang saat daya dimatikan.
5.       Central Processing Unit (CPU), bagian dari mikrokontroler untuk menjalankan setiap instruksi dari program.
6.       Port input/output, pin-pin untuk menerima data digital atau analog, dan mengeluarkan data digital  atau analog.

Light Emitting Diode (LED)
Light Emiting Dioda (LED) merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda. LED dibuat lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan pancaran emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. LED mempunyai dua kaki yaitu kaki anoda yang bermuatan positif dan kaki katoda bermuatan negatif seperti Gambar dibawah.
                   
                                                                              Gambar 2.5 Simbol LED

Alarm / Buzzer   
Buzzer merupakan komponen pembangkit suara. Buzzer membawa sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi getaran untuk membuat gelombang suara. Buzzer menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang dihasilkan oleh mikrofon yang direkam pada tape, CD dan lain-lain. Dalam setiap sistem penghasil suara, penentuan kualitas suara terbaik tergantung dari buzzer. Sistem pada buzzer adalah suatu komponen yang membawa sinyal elektronik, menyimpannya dalam CD, tapes dan DVD, lalu mengembalikannya lagi ke dalam bentuk suara aktual yang dapat kita dengar. Berikut adalah gambar buzzer
                       
Gambar  2.6   Bentuk Fisik Buzzer

METODOLOGI  PENELITIAN
Diagram Blok Sistem
         Dalam perancangan sistem dan prinsip kerja dari alat ini dibuat blok diagram untuk memudahkan dalam  menganalisa rangkaian secara keseluruhan. Mulai dari input data melalui sensor, proses pada mikrokontoler, sampai bagian akhir dari proses yang menghasilkan keluaran atau output berupa nilai suhu informasi kebakaran pada LCD serta keluaran suara buzzer.
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Pendeteksian
                                                                                Kebakaran



HASIL DAN PEMBAHASAN
Perancangan Perangkat Keras
Perancangan rangkaian LCD 16 x 2 
Gambar 3.2 Rangkaian LCD dan Arduino Uno
Rangkaian  pin  LCD dengan Board Arduino adalah sebagai berikut:
  • Pin RS (kaki 4) disambungkan dengan pin Arduino digital
  • Pin E (kaki 6) disambungkan dengan pin Arduino digital pin 11
  • Pin D4 (kaki 11) disambungkan dengan pin Arduino digital pin 5
  • Pin D5 (kaki 12) disambungkan dengan pin Arduino digital pin 4
  • Pin D6 (kaki 13) disambungkan dengan pin Arduino digital pin 3
  • Pin D7 (kaki 14) disambungkan dengan pin Arduino digital pin 2
·          Gunakan resistor 2,2 k Ω pada pin V0 sehingga kontras LCD  bisa terlihat jelas  atau dapat disambungkan potensio 10 k Ohm
·         Pin 5 (R/W) ke Ground
Rangkaian Sensor Suhu
                                                                      
Rangkaian antara Sensor Suhu dan Arduino Uno dapat dilihat pada gambar :
           
                                              Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Suhu Dan  
                                                                   Arduino
Pada  rangkaian Sensor Suhu dan Arduino tidak diperlukan ADC lagi karena modul Arduino terdapat 6  pin analog (A0, A1, A2, A3, A4, A5)  yang dapat digunakan sebagai masukan input  dari sensor analog. Pada sensor LM35DZ terdapat 3 pin yaitu pin GND, pin Output dan Pin +Vs.  Pin +Vs LM35 dihubungkan ke pin 5V Arduino Uno, pin Output (pin tengah) dihubungkan ke pin analog(A0) pada Arduino dan pin GND Sensor LM35 dihubungkan ke pin GND Arduino. Pada Arduino telah terdapat pin 5 V yang akan berperan sebagai penyuplai tegangan sebesar 5 Volt .

Rangkaian  Penguat Alarm / Buzzer
 Alarm yang digunakan pada penelitian ini adalah alarm dengan keluaran 5 Volt. Alarm sebagai pemberi signal dalam bentuk suara bahwa akan terjadi kebakaran atau tidak. Berikut adalah gambar penguat alarm dan hubungannya dengan mikrokontrol AT Mega328 yang terdapat didalam modul Arduino Uno.
             
                                                       Gambar 3.5Rangkaian Penguat Buzzer

Rangkaian LED dan buzzer
Rangkaian LED merupakan rangkaian sebagai indikator dari perubahan suhu dan sebagai keterangan tambahan tentang status keadaan ruangan. Pada penelitian ini, LED yang digunakan adalah LED Hijau, Kuning dan Merah.
Gambar 3.7  Rangkaian LED Dan Buzzer

Kaki positif buzzer dihubungkan ke pin 9 Arduino dan LED Merah, kaki negatif buzzer dihubungkan ke colektor transistor BC547 tipe NPN yang dihubungkan ke pin GND Arduino. Basis pada transistor dihubungkan pada LED Merah dan diteruskan pin Arduino.

Rangkaian Keseluruhan Sistem
Arduino  Uno dapat  digunakan sebagai pusat  pengolah  data dari Sensor Suhu dan  Flame Sensor  karena pada Arduino telah dilengkapi dengan  6 pin input analog  maka pin output dari kedua sensor  langsung  dapat dihubungkan ke salah satu dari ke 6 pin analog dari Arduino. Data dari kedua sensor akan diolah dengan bahasa pemograman Arduino dan akan ditampilkan  hasilnya pada keluarannya yaitu LCD,  LED  dan  Speaker.  Berikut adalah gambar  rangkaian keseluruhan sistem:
 
            Gambar 3.8 Rangkaian Keseluruhan Sistem.
Flowchart Sistem Alarm
                                                                                   Gambar  3.8 Flowchart sistem
Hasil Pengujian Sensor Suhu LM35DZ
Tabel 4.1 Data Pengukuran Suhu Ruangan
 No
Waktu (t,jam)
Suhu (T, 0C)
1
8:00
29.13
2
8:15
30.76
3
8:30
31.25
4
8:45
31.74
5
9:00
32.23
6
9:15
32.71
7
9:30
33.2
8
9:45
33.69
9
10:00
34.18
10
10:15
34.18
11
10:30
34.67
12
10:45
35.16
13
11:00
35.16
14
11:15
35.64
15
11:30
36.13
16
11:45
36.13
17
12:00
36.13
18
12:15
36.62
19
12:30
36.62
20
12:45
36.13
21
13:00
36.62
22
13:15
36.62
23
13:30
36.62
24
13:45
36.62
25
14:00
36.62
26
14:15
36.13
27
14:30
35.64
28
14:45
36.13
29
15:00
35.64
30
15:15
35.64
31
15:30
35.64
32
15:45
36.13
33
16:00
34.67
34
16:15
34.67
35
16:30
34.18
36
16:45
34.18
37
17:00
34.18
38
17:15
33.69
39
17:30
32.71
40
17:45
32.23
41
18:00
32.23
42
18:15
31.74
43
18:30
31.25
44
18:45
31.25
45
19:00
30.76
46
19:15
30.26
47
19:30
29.71
48
20:00
29.13
Pengukuran suhu ruangan bertujuan untuk memperoleh data suhu yang akan dijadikan sebagai indikator penentuan keadaan ruangan yaitu “aman”  jika suhu berada pada nilai <=  nilai suhu minimum (290C), “Normal” jika suhu berada pada  rentangan  suhu minimum < T0C < suhu maksimum (290C <T0C < 370C) dan suhu tinggi jika suhu >=  suhu maksimum(>= 370C). Berikut adalah grafik yang diperoleh dari Data hasil pengukuran suhu menggunakan Microsoft Excel 2007 berdasarkan tabel 4.1 Grafik  Waktu (t,jam) Vs Suhu (T0C ).

Tabel 4.2 Gambaran Kerja Alat

  No
Suhu (T0C)
Keterangan
1
T<=290 C
LCD  suhu “Aman”
LCD   api  “Ada Api”
LED hijau on
Alarm bunyi
2
290C < T<370C
LCD suhu “Normal”
LCD  “Ada Api”
LED kuning ON
Alarm bunyi
3
T >=370 C
LCD suhu “Waspada”
LCD api “kebakaran”
LED merah on
Alarm bunyi
4
T  < 290 C
LCD  suhu “Aman”
LCD api “Tidak ada ”
LED hijau on
5
290C < T<370C
LCD  suhu “Normal”
LCD  api “Tidak ada”
LED Kuning on
Pemantauan sensor terhadap api berada range jarak  10 cm 100 cm. Jika api berada pada jarak lebih dari 100 cm maka api tidak dapat dideteksi oleh modul Sensor Infra Red. Dimana ketika suhu api yang terdeteksi dibawah atau sama dengan suhu minimum yaitu :  290C  maka keadaan suhu “aman” dengan tampilan indikator nyala pada LED hijau. Namun karena dalam sistem sudah terdapat api maka alarm akan berbunyi dan LCD akan memberitahukan bahwa terdapat api dalam sistem. Ketika  terdeteksi suhu api disekitar ruangan 290C< suhu< 370C  menunjukan  keadaan Normal ditandai dengan nyala LED kuning. Bila suhu dalam sistem telah melebihi 370C, keadaan ini menandakan suhu telah melewati batas maksimum sehingga alarm akan berbunyi dan LCD akan menampilkan “ waspada  kebakaran”. Untuk jarak 10 cm dengan sumber api 2 lilin, perubahan suhu yang dideteksi oleh Sensor Suhu melewati batas maksimum sehingga sistem dianggap potensi kebakaran yang ditandai nyala LED merah, bunyi alarm dan tampilan “ waspada kebakaran”
Tabel 4.3 Data Penelitian
NO

A
P
i


Jarak(Cm)

Wak
Tu

Sensor
Suhu

Infra Red
 
LED

Alarm
&
LED M

Tampilan LCD
H
K
1
Tidak ada -
-

-
On
Off
Off
Off
Suhu“aman”
Api“tidak ada”
2
Ada
1
Batang
120

60
   Detik
ü   
-
On
Off
On
Suhu“aman”
 Ada Api
110
ü   
-
On
Off
On
·   Suhu“normal”
·   Ada Api
100
ü   
ü   
On
Off
On
·   Suhu“normal”
·   Ada Api
90
ü   
ü   
On
Off
On
·   Suhu“normal”
·   Ada Api
80
ü   
ü   
On
Off
On
·   Suhu“normal”
·   Ada Api
70
ü   
ü   
On
Off
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
60
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
50
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
40
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
30
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“ Normal”
·   Ada Api
20
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
10

ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
3
Ada
Lilin
 2 batang
120

60

Detik
ü   
-
Off
On
On
·   Suhu“normal
·   Ada Api
110
ü   
-
Off
On
On
·   Suhu“normal
·   Ada Api
100
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“normal
·   Ada Api
90
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“normal
·   Ada Api
80
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal
·   Ada Api
70
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
60
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
50
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
40

ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
30
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
20
ü   
ü   
Off
On
On
·   Suhu“Normal”
·   Ada Api
10

ü   
ü   
Off
On
On
·  Tampil Waspada
Kebakaran
ü   :  Mendeteksi
-           :  Tidak mendeteksi
       Dari hasil pengujian seluruh rangkaian sistem diatas dapat  diketahui bahwa jarak sumber api dengan kedua sensor pendeteksi. Sensor Infra Red hanya mampu mendeteksi gelombang Infra Red pada jarak maksimum 1 meter pada ruangan terbuka. Hal ini sesuai dengan data sheet pada modul Sensor Infra Red. Jika pada sistem tidak terdapat api maka LCD akan menampilkan informasi suhu ruangan dan informasi bahwa tidak terdapat api dalam ruangan. Jika terdapat api dalam ruangan maka Sensor Infra Red mendeteksi gelombang Infra Red dan LCD akan menampilkan informasi tentang keberadaan api dan suhu, buzzer akan berbunyi karena sistem telah mendeteksi keberadaan api. Jika suhu api yang terdeteksi <=290C maka LED hijau menyala dan tampilan LCD suhu “aman”. Jika  suhu api sistem berada pada rentang 290C < suhu < 370C maka LED kuning menyala, dan LCD akan menampilkan informasi suhu ”Normal”dan “api tidak ada”. Jika suhu api telah melebihi batas suhu maksimum yaitu 370C maka alarm akan berbunyi sesuai dengan tabel 4.3. Pada jarak 60 cm – 100 cm  perubahan suhu yang dideteksi oleh Sensor Suhu tidak terlalu mempengaruhi suhu sistem.  Pada jarak 10 cm dengan sumber api 2 lilin maka Sensor Suhu dapat mendeteksi suhu melebihi 370C sehingga LED merah dan buzzer aktif.
 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.       Telah dirancang sistem alarm kebakaran yang menggunakan Sensor Infra Red dan Sensor Suhu menggunakan Arduino Uno yang menampilkan informasi pada keluarannya yaitu LCD, LED, dan Buzzer.
2.       Keluaran yang diperoleh dari Sensor Infra Red dan Sensor Suhu dapat digunakan untuk memastikan terjadinya kebakaran yaitu jika terdapat api maka Sensor Infra Red akan mendeteksi dan buzzer akan hidup, Sensor Suhu mendeteksi suhu dan akan menginformasikan kondisi sistem aman, normal, tinggi dan Waspada.
3.       Sistem alarm yang telah dirancang sudah dapat bekerja dengan baik yaitu dapat merespon keberadaan api dan  perubahan suhu.

DAFTAR PUSTAKA
Apriyandi, S. 2013. Rancang Bangun Sistem Detektor Kebakaran Via   Handphone Berbasis Mikrokontroler. Teknik Elektro, Fakultas Sains Dan Teknik  Universitas Tanjung Pura Pontianak.
Asaz,  2012. Spektrum gelombang elektromagnetik. http://www Spektrum gelombang elektromagnetik htm. Diakses tanggal 12 -12 -2015
Djuandy, F. 2011. Pengenalan Arduino, www.toboku.com. Diakses tanggal 07–10 -  2014.
Duroh, M. 2010. Macam – Macam Dioda. http://www macam – macam dioda. htm. Diakses tanggal 25 – 10 -  2015.
Faisal, A. 2010.https://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=6628767635620000200#editor/target=post;postID=587821177695507252;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=3;src=linkndeteksi kebakaran dengan menggunakan Sensor Suhu LM35D dan Sensor Asap, Seminar Nasional Informatika, Program Diploma Teknik Elektro UGM , Yogyakarta.
Hiyoto, R. 2011.  Panjang Gelombang Masing – Masing Warna.  http://www. Intip Yuk Panjang Gelombang Dari Masing - Masing Warna. htm.  Diakses tanggal 11 – 02 – 2012.
Jawi, R. 2013. Spektrofotometri Infra Merah. http://www. Spektrofotometri Infra Merah _ Wocono. htm. Diakses tanggal 03 – 03 – 2013.
Prayudha, A. 2012. Prototype Alat Pendeteksi Kebakaran Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Dengan Pemberitahuan Via Sms. Diakses tanggal 29 Oktober 2014.



















Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.